Punya inisial yang sama dengan Sir Alf Ramsey, inikah calon legenda baru Arsenal? Aaron Ramsey. Gol tunggalnya di Emirates mematahkan rekor buruk Arsenal atas Manchester United sekaligus membuka persaingan di jalur juara.
Ramsey menjadi pahlawan kemenangan Arsenal, justru saat sang kapten Cesc Fabregas tak main. Ramsey mampu memainkan peran sebagai penyeimbang lapangan tengah -dan pencetak gol- ketika Jack Wilshere bermain lebih menyerang di belakang Robin van Persie.
Pemain berusia 20 tahun asal Wales itu sempat ‘menghilang’ dari skuad Arsenal. Tahun lalu, Ryan Shawcross menebas kaki Ramsey di Britannia Stadium yang hampir mengakhiri karirnya di usia belia. Sebuah trauma akan nasih Eduardo da Silva, yang tak pernah kembali ke permanian terbaiknya di Arsenal sejak patah kaki.
Ramsey bernasib lebih baik dari Dudu. Ketika kakinya sedang dibalut gips, Arsene Wenger memberinya kepercayaan dan semangat tinggi untuk pulih dengan kontrak baru pada awal Juni tahun lalu. Hampir satu tahun berselang, Ramsey membayar lunas kepercayaan Wenger dengan gol yang membuatnya “lahir kembali” di Premier League sekaligus memberi bukti bahwa Arsenal masih bisa menang di pertandingan penting dan krusial.
Harus diakui, Ramsey bermain karena Fabregas tak bisa tampil. Tak mudah bagi Ramsey kembali ke skuad Arsenal. Sejak November lalu, sembilan bulan setelah patah kaki, Ramsey bermain di tim cadangan sebelum kemudian dipinjamkan ke Nottingham Forest dan klub lamanya, Cardiff City.
Penampilan Ramsey di Emirates kemarin adalah yang kedua sebagai starting line up tahun ini, yang pertama lawan West Brom. Ramsey menjalani “debut kedua” bersama Arsenal saat kalah dari Manchester United di Piala FA, 12 Mei lalu.
Sebelum cedera hampir mengakhiri karirnya, Ramsey disebut-sebut sebagai pengganti ideal sang kapten asal Spanyol. Penguasaan bola, intelegensia, mobilitas, taktik, dan umpan-umpannya berada pada level yang sama dengan The Spaniard. Ramsey juga punya karakter pemimpin. Ia adalah kapten tim junior Cardiff, melakukan debut di timnas Wales pada usia 17 tahun, dan kini menjadi kapten Wales.
Saat menghadapi United, Guardian menyebut Arsenal memainkan formasi Anglo-Welsh di lini tengah. Ramsey sejajar dengan Wilshere di depan perebut bola Alex Song dan di trio Van Persie – Arshavin – Walcott. Komposisi darah muda yang mampu mendominasi permainan, sesuatu yang selama ini menjadi pertanyaan bagi Wenger dan fans Arsenal.
Saat memimpin 1-0 atas United, bayang-bayang Newcastle (4-4), Spurs (3-3) dan Liverpool (1-1) pun muncul.
Terlepas dari kontroversi handsball Vidic dan pelanggaran Clichy pada Owen di kotak penalti, Wenger mampu merevitalisasi skuadnya akhir pekan kemarin. Ramsey menjadi pusat aliran bola di lini tengah Arsenal, ketika Song sibuk merebut bola dan Wilshere lebih fokus menyerang. Dalam gambaran luas, kombinasi Song-Ramsey-Wilshere bisa diibarakan seperti trio Busquets-Xavi-Iniesta.
Sebagai penyeimbang tim, Ramsey sukses menjalankan perannya. Ramsey tak hanya memberi Arsenal tiga angka sekaligus memperpanjang pekan krusial Premier League, tapi juga memberi senyum pada wajah Wenger. The Profesor akhirnya menemukan sosok yang bisa memainkan peran penting di masa depan The Gunners.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar