Mutiara tak akan pernah kehilangan nilainya meski terbenam dalam lumpur. Pepatah itu tampaknya patut disematkan untuk gelandang West Ham, Scott Parker.
Bermain untuk tim yang berkutat di dasar klasemen Liga Premier dan menjadi kandidat kuat penghuni Championship musim depan, ternyata tak sanggup mengurangi sinar pemain kelahiran 13 Oktober 1980 silam itu.
Memainkan peran sebagai gelandang tengah, Parker yang memulai karir di Charlton dan sempat gabung dengan Chelsea serta Newcastle sebelum mendarat di Upton Park, menjadi pemain yang tampil terbanyak untuk klub sebelum didera cedera beberapa pekan lalu.
Selain itu ia juga menjadi pemain yang cukup produktif dengan membukukan lima gol di pentas liga – hanya beda satu gol dari top skor klub, Frederic Piquionne, dan mencatat 2 assist dari rekor tertinggi 3 assist yang dicatat empat pemain The Hammers.
Performa apiknya tersebut membuat manajer Fabio Capello kepincut dan memberinya kesempatan memperkuat skuad senior The Three Lions – rekor yang melengkapi penampilannya untuk semua level timnas dari U-15 hingga senior.
Tak hanya itu ia juga mendapatkan penghargaan dari para jurnalis sepak bola sebagai Pemain Terbaik 2011 pilihan Football Writers’ Association (FWA) di mana penganugerahannya akan diberikan pada acara gala dinner di the Lancaster London Hotel 12 Mei mendatang.
Menjadi figur kunci lini tengah Inggris kala mengalahkan Wales, 26 Maret © GettyImages
Parker mengungguli winger Tottenham, Gareth Bale yang sebelumnya memenangi penghargaan sebagai Pemain Terbaik Inggris versi Asosiasi Pesepak Bola Profesional atau Professional Footballers’ Association (PFA).
Penghargaan yang pertama kali di menangkan oleh Stanley Matthews di tahun 1948, menjadi lebih bermakna berkat fakta bahwa Parker adalah pemain pertama di luar tim empat besar yang meraihnya sejak kali terakhir direbut bintang Tottenham, David Ginola di tahun 1999.
Bahkan manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson yang tak mempercayai penghargaan itu sejak insiden Ginola tersebut, pun menganggap Parker adalah orang yang tepat untuk menerimanya kali ini.
Fergie kala itu menganggap terpilihnya Ginola sebagai penghinaan untuk United, karena fakta bahwa bukan pemain Setan Merah yang memenanginya meski mereka melalui musim yang bersejarah dengan membukukan treble winners.
Namun kali ini, meski skuadnya juga tampil impresif, manajer berusia 69 tahun itu dengan legawa mengakui kemenangan Parker – kemenangan pertama yang diraih pemain dari luar ‘klub besar’ sejak Alan Shearer didapuk sebagai pemenang di tahun 1994 semasa berbaju Blackburn.
“Ini merupakan langkah maju yang bagus untuk memberikan penghargaan pada profesional yang sungguh hebat. Scott Parker tentu melakukan kinerja yang bagus di West Ham, itu tak diragukan lagi,” kata Ferguson. “Ia mungkin pemain yang mendorong dan memotivasi mereka untuk menjaga asa di divisi utama, meski itu sangat berat sekarang.”
“Saya ingat ketika kami memenangkan treble, Ginola yang menang. Saya tak punya masalah dengannya namun itu penghinaan untuk Manchester United karena tak jatuh pada satu pun pemain kami yang melalui musim lebih baik darinya. Sungguh menyenangkan bisa mengakui seseorang di luar klub dengan publisitas seperti United, Arsenal, Liverpool, Chelsea dan Tottenham.”
Mencetak gol pembuka ketika West Ham mengalahkan Liverpool, 27 Februari © GettyImages
Pendapat serupa juga datang dari Harry Redknapp yang beberapa kali mengincar Parker dalam dua musim terakhir. Menurut manajer Tottenham Hotspur itu, West Ham akan kesulitan menahan Parker pergi andai mereka turun kasta musim depan.
“Ini kabar yang fantastis untuk Scott, tak ada pemain yang lebih baik lagi. Apa yang ia lakukan tahun ini dalam tim yang tengah berjuang di papan bawah, adalah sesuatu yang hebat,” sanjung Redknapp.
“Saya selalu menyukainya. Anda tak bisa membencinya sebagai pria dan juga sebagai pemain. Semoga West Ham akan tetap bertahan di sini dan ia akan berada di sana. Jika mereka terperosok, mungkin mereka akan kesulitan menahan Pemain Terbaik Tahun Ini, bukan?”
Sementara, Parker sendiri mengaku gembira dengan penghargaan tersebut, namun dengan rendah hati ia menegaskan jika ‘hadiah’ yang lebih penting untuknya adalah West Ham tetap bertahan di Liga Premier.
“Saya jelas gembira. Ini sungguh fantastis. Ketika saya ditelepon dan mereka mengatakan saya menang, saya sungguh tak bisa berkata-kata. Saya sungguh, sungguh puas,” aku wakil kapten The Hammers itu.
“Anda selalu terkejut jika mendapat penghargaan, selalu ada elemen kejutan itu. Saya merasa seperti memainkan sesuatu yang bagus, jadi saya senang ketika dipilih dan orang menghargai apa yang saya lakukan.”
“Normalnya, di sisi lain klasemen di mana pemain menjadi pemenangnya. Mungkin ada banyak kandidat – Charlie Adam, Gareth Bale. Saya benar-benar terkejut publik mau menghargai apa yang saya tengah dan sudah saya lakukan, apa yang saya coba lakukan.”
“Saya katakan bahwa fokus kami tahun ini adalah bertahan di Liga Premier bersama West Ham dan jika kami tak bisa melakukannya, maka penghargaan pribadi akan jadi sangat, sangat mengecewakan,” lanjut pemain yang mengaku performanya terinspirasi almarhum sang ayah yang meninggal baru-baru ini.
“Performa buruk tim tak hanya musim ini. Musim lalu juga kami mengalami masalah dan itu berlanjut hingga sekarang. Kami memiliki skuad yang amat bagus dan beberapa pemain hebat tapi karena satu dan lain alasan, kami tak meraih cukup poin yang kami butuhkan. Jika saya bisa menunjukkan penyebabnya, saya akan lakukan.”
Dalam tiga laga ke depan, kita akan ketahui kemana sang mutiara akan pergi.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar