Di Indonesia, jutaan publik sepakbola memimpikan munculnya pemain berbakat yang mampu berlaga di klub-klub Eropa.
Jauh di Italia, di luar keriuhan kompetisi Serie A, seorang putra berdarah Indonesia sedang meniti karir bersama Piacenza – klub Serie B Italia (kini bermain bersama Cagliari).
Radja Nainggolan (foto), begitu nama pemain itu. Dari namanya, jelas dia seorang putra Indonesia dari etnis Batak. Namun dalam situs resmi Piacenza tertera, Radja Nainggolan lahir di Antwerpen, Belgia, dan berkewarga-negaraan negeri tempat dia dilahirkan.
Radja lahir 4 Mei 1988. Ayahnya asli Indonesia, dan ibu berkebangsaan Belgia. Ia memulai karir sejak musim 2005/2006. Pada musim pertamanya Radja hanya tampil sekali, begitu pula pada musim kedua.
Karirnya mulai menanjak pada musim 2007/08, dengan tampil sepuluh kali mengenakan kostum Piacenza. Kini, hingga 21 November pada musim 2008/09, Radja belum pernah absen sekalipun. Dari 15 kali tampil, ia berhasil melesatkan satu buah gol di kandang Treviso, tepatnya pada 25 Oktober silam.
Pelatih Stefano Pioli menjadikannya starter di posisi gelandang dalam beberapa pertandingan. Di posisi strategis ini, Radja kerap bermain dengan Marco Calderoni, Alessio Stamilla, Pietro Visconti, ketiganya adalah pemain dari akademi sepakbola Piacenza.
Radja Nainggolan tampaknya akan menjadi harapan publik sepakbola Indonesia yang bermimpi melihat anak negerinya bermain di kompetisi elit Eropa.
Namun, apakah Radja Nainggolan juga punya harapan menjadi bagian tim nasional Indonesia? Siap-siap kecewa.
GOAL.com Indonesia dibantu oleh Daniele Perticari dan Sergio Stanco dari GOAL.com Italia sehingga wawancara ini berjalan lancar. Berikut ini kutipan wawancara GOAL.com dengan Radja Nainggolan melalui telefon.
GOAL.com: Bagaimana pengalaman Anda bermain untuk Piacenza?
RADJA NAINGGOLAN: Menarik sekali bermain di sini. Ini musim yang keempat buat saya, dan ketiga di skuad utama. Saya sangat senang dan saya yakin saya bisa bermain lebih baik di masa mendatang.
Bagaimana Anda bisa menembus skuad Piacenza? Coba ceritakan sedikit perjalanan Anda ke liga Italia.
Agen saya asal Swiss, Alessandro Beltrami – agen yang berperan mendatangkan Valon Behrami ke Lazio dan kemudian West Ham United – suatu hari datang ke Belgia untuk mencari pemain-pemain berbakat. Awalnya, saya tidak tahu siapa dia, tapi saat itu saya bermain untuk GBA (singkatan dari KFC Germinal Beerschot Antwerpen, klub Liga Juplier Belgia). Dia sangat terkesan dengan penampilan saya dan bertanya apakah dia bisa diresmikan sebagai agen saya. Kemudian, saya tiba di Italia tapi semuanya jadi sulit. Sepakbola Italia jauh lebih tangguh dibanding sepakbola Belgia. Jadi saya harus bekerja lebih keras ketika latihan, dan memaksa diri beradaptasi dalam dunia baru ini.
Siapa tim atau pemain lawan paling tangguh yang pernah dihadapi Anda?
Tidak hanya satu. Banyak sekali lawan yang kuat di Italia. Sulit bagi saya untuk menyebut nama-namanya.
Anda campuran Indonesia-Belgia. Tim nasional mana pilihan Anda?
Belgia. Saya belum pernah ke Indonesia. Ayah saya orang Indonesia dan dalam waktu dekat ini saya akan ke sana untuk bertemu dengan ayah – untuk pertama kalinya di negerinya sendiri. Ia lebih sering ke sini dan ke lapangan langsung untuk melihat saya bertanding, tapi saya sendiri belum pernah ke Indonesia bersama ayah.
Jika Anda gagal menembus skuad Belgia, apakah Anda bersedia membela tim nasional Indonesia, jika tawaran itu diajukan oleh PSSI?
Saya tidak tahu. Hal ini sangat sulit karena saya masih muda dan sudah mengenakan kostum tim U-21 Belgia. Saya masih bisa memilih hingga tim senior memanggil. Saya pikir Indonesia berpeluang membangun tim yang lebih solid jika memanggil pemain-pemain Eredivisie yang tidak memperkuat timnas Belanda (seperti Irfan Bachdim). Saya pernah ditanya sekali, dalam sebuah wawancara, apakah berminat membela timnas Indonesia. Itu saja.
Apa yang Anda ketahui tentang Indonesia, sebagai negara maupun sepakbolanya?
Pengetahuan saya terhadap Indonesia sangat sedikit, karena saya belum pernah ke sana, dan saya hanya tahu sedikit mengenai makanan Indonesia.
Apakah Anda pernah berbicara dalam bahasa Indonesia?
Tentunya tidak!
Bagaimana gaya permainan Anda?
Konsentrasi penuh dengan menikmati gaya permainan yang saya terapkan. Di Belgia, saya merasa senang bersama rekan-rekan di GBA karena kami teman-teman baik. Di Italia, tekanan lebih tinggi dan lingkungannya beda, sehingga gaya permainan juga berbeda. Saya tipe orang yang ingin bercanda dan merasa senang sebelum kick-off. Dengan kondisi seperti itu, saya akan fokus untuk meraih kemenangan dan mengambil keputusan yang tepat di lapangan.
Siapa saja pemain favorit Anda?
Ronaldinho. Ia pemain yang kuat dan murah senyum. Ia selalu dalam keadaan senang, dan bagi saya itulah cara terbaik untuk menghadapi permainan hebat seperti sepakbola. Impian saya? Saya ingin bermain di Serie A (Dan impian ini sudah tercapai) (Sumber: goal)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar