IMBAS dari All Portuguese Final di ajang Europa League musim ini, memberi jaminan pertarungan seru. Sudah bukan rahasia lagi, dua tim tak perlu susah mempelajari corak permainan lawan. Dua kali bertemu di Primeira Liga musim ini, membuat keduanya tahu luar-dalam kekuatan serta kelemahan lawan.
Modal terbesar berada di tangan Porto. Maklum, saat partai puncak di Dublin Arena, Kamis (19/5) dinihari WIB, dua kali sudah mereka menaklukkan sang rival. Pada pertemuan pertama, dua gol Varela dan Hulk hanya mampu dibalas dua kali via Luis Aguiar dan Lima. Sementara di putaran kedua, Braga harus takluk lewat sepasang gol Nicolas Otamendi.
Catatan dari duel tersebut tak lain adalah corak permainan menyerang dari sayap. Titik kekuatan duo Portugal musim ini, baik di pentas lokal maupun Eropa, memang berada di sisi tersebut. Tak ayal, di sana memang ada para pelari cepat seperti Cristian Rodriguez, Nicolas Otamendi sampai Francisco Fernando di kubu Porto dan Castro Custodioa, Marcio Mossor, Alan dan Albert Se Meyong. Tidak usah ragu, kedua tim berjanji untuk berkonsentrasi terlebih dulu di sisi sayap.
Pelatih Braga, Domingos Paciência menegaskan, setelah hasil seri kontra Académica di Primeira Liga, akhir pekan kemarin, anak buahnya langsung dihadapkan pada sistem permainan sayap. Selain sebagai titik penyerangan, Hugo Viana dkk juga bersiap untuk mengantisipasi pola sayap yang sudah pasti menjadi andalan Porto. “Saya tahu akan ada perang frontal di sana. Entah kami akan meladeni atau tidak, tapi itu memang corak permainan sesungguhnya kedua tim. Kini, saya berusaha memberi kreasi lebih sebagai kejutan. Hanya saja, saya menduga pasti tak ada perbedaan karakter,” tegas Paciencia, di A Bola, Minggu (15/5).
Ia mengaku sudah memiliki resep untuk meredam pergerakan agresif para penyisir lapangan, yang ujung-ujungnya adalah mandegnya aliran bola ke duet, Hulk dan Radamel Falcao. “Saya juga tak ingin tampil defensif, yang pasti saya juga ingin menyerang. Lini sayap adalah hal utama, meski pasukanku tetap akan menunjukkan sisi kemampuan individu guna menembus area sentral. Saya janji untuk menekan sejak awal,” ancam Paciencia.
Sementara sang favorit juara, FC Porto tak terlalu terbuka. Dalam sesi latihan kemarin, pelatih André Villas Boas hanya menekankan pergerakan tanpa bola. Namun bayangan tim inti sudah terlihat. Di sisi tengah ada nama Nicolas Otamendi, Cristian Rodriguez, Fredy Guarin, Francisco Fernando dan playmaker Joao Moutinho. Mereka bakal mendukung penuh format Hulk-Radamel Falcao, yang akan bermain merapat.
“Saya tak ingin berkomentar terlebih dulu. Braga lawan yang berat, kami sudah merasakan itu di liga. Hal terpenting, kami berkonsentrasi penuh sepanjang pertandingan, itu saja. Saya tak ingin sesumbar, tapi setidaknya kami ingin fokus pada lini sayap. Braga kuat di sana, dan kami harus tampil lebih dominan,” tutur Villas Boas.
Ia senang karena seluruh pasukannya dalam kondisi siap tempur. Keputusan untuk menurunkan skuad inti di sektor pertahanan saat menaklukkan Maritimo (2-0) di liga, akhir pekan lalu, dibuat untuk mempertahankan tempo permainan. “Saya tak ingin kehilangan soliditas lini belakang. Kami akan menghadapi pertandingan puncak, dan gelar juara sudah menjadi incaran utama,” imbuh Villas Boas.
Perfoma Porto musim ini memang dahsyat. Di liga Portugal, mereka belum terkalahkan, sementara di babak semifinal, delapan gol dilesakkan ke gawang musuh. “Saya tak ingin menurunkan dinamisasi tim. mereka sudah mengoleksi 73 gol di liga, dan delapan gol di semifinal. Semua itu menjadi sinyal kami tetap akan bermain ofensif dan mengurung,” tegas Villa Boas.
Janji Falcao
KESEMPURNAAN. Itulah target yang diusung Radamel Falcao menjelang laga final Europa League, yang mempertemukan klubnya, FC Porto dengan tim senegara, SC Braga. Gelar dobel menjadi target pemuda berusia 25 tahun ini di kancah Eropa, yakni juara di level tim, dan jawara top skor.
“Ini tahun keduaku di Eropa, dan sudah bisa memecahkan rekor pemain legendaris seperti Klinsmann, sekaligus melewati nama-nama besar lain. Sungguh luar biasa, dan saya tak ingin meredam kesempatan ini. Saya harus membawa tim juara, itu yang utama, setelah itu barulah saya akan menikmati kemenangan sebagai top skor sekaligus. Mungkin saya sudah menjadi pencetak gol terbanyak, tapi sebelum partai final selesai, saya masih berstatus kandidat,” ungkap Falcao, di situs UEFA, Minggu (15/5).
Sosok Falcao tampil cemerlang musim ini di Eropa. Saat ini, ia sama-sama mencetak 16 gol di Primeira Liga dan Europa League. Di Eropa, selain Klinsi, legenda lain yang ikut disalip dalam urusan mencetak gol antara lain Geertruida Maria Geels (Ajax Amsterdam/14 gol), Stan Bowles (Queens Park Rangers/11), John Wark (Ipswich Town/14), Alan Shearer (Newcastle United/11), Walter Pandiani (Espanyol/11), Derlei (Porto/12) dan Vagner Love (11).
Selain itu ada juga Rudi Völler (AS Roma), Ulf Kirsten (Bayer Leverkusen), Hakan Sükür (Galatasaray), Darko Kovacevic (Juventus), Pavel Pogrebnyak (Zenit St. Petersburg) sampai Luca Toni (Bayern Munich), yang masing-masing mencetak 10 gol.
“Kami memiliki mentalitas yang sangat kuat musim ini. Kami ingin meraih hasil sejauh mungkin di setiap kompetisi, dan secara pribadi, saya ingin bermain baik di semua laga bagi timku. Kini saatnya untuk meraih gelar juara Eropa, saya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan meraih gelar ganda,” tegas Falcao.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar