Kemarin (19/5) empat penggawa Deltras mendatangi gedung DPRD Sidoarjo. Mereka adalah Danilo Fernando, Fahmi Amirudin, Satyo Husodo, dan Erfan Fabianto. Mereka berharap mendapat bantuan dari para wakil rakyat.
"Tak ada kepentingan lain lagi selain menuntut hak kami yang belum terbayar. Semua yang terjadi pada kami sudah di luar rasionalitas dan akal sehat. Kami kurang sabar apa?," ungkap Fahmi, pemain paling senior di Deltras.
Mereka mendatangi gedung dewan bukan tanpa alasan. Sebab, Pemkab Sidoarjo tidak mampu memberikan kejelasan tentang pembayaran sisa gaji dan kontrak pemain. Padahal, dana APBD yang diperuntukan bagi Deltras sebesar Rp 8 miliar telah berada di rekening Pengcab PSSI Sidoarjo.
Sayangnya, perjuangan para pemain Deltras itu tak membuahkan hasil. Mereka gagal menemui Ketua DPRD Daud Budi Sutrisno yang tidak berada di tempat. Salah seorang staf DPRD mengatakan, Daud sedang berada di Surabaya untuk kepentingan dinas.
"Saya ditelepon sama Pak Daud. Menurut beliau, anggaran yang sudah berada di Pengcab PSSI Sidoarjo itu sudah bisa dicairkan. Pengcab tak perlu takut dengan ancaman pidana karena prosesnya telah jelas," ujar Fahmi.
Karena tak kunjung mendapatkan kepastian, Fahmi menyatakan bahwa kondisi di internal Deltras sudah tidak kondusif. Para pemain malas berlatih. Mereka juga berencana mogok main saat melawan tuan rumah Arema pada 29 Mei nanti.
"Kalau memang tak jelas seperti ini, semua pemain sepakat untuk tidak berangkat ke Malang. Biar tim ini di hukum dan degradasi," ujar mantan pemain Persewangi Banyuwangi ini.
Di sisi lain, program latihan Deltras pun berantakan. Materi yang telah disusun tidak berjalan karena para pemain mogok latihan. "Sebenarnya kami sudah umumkan ke pemain bila jadwal latihan dimulai hari ini (kemarin, Red). Tapi, kenyataanya tidak ada pemain yang datang," ujar Nus Yadera, asisten pelatih Deltras.
Menurut Nus, para pemain, tampaknya, sudah sepakat untuk mogok latihan. "Masalahnya masih sama seperti yang kemarin-kemarin. Para pemain tidak mau latihan bila Pemkab Sidoarjo tidak memberikan kepastian tentang waktu pembayaran gaji dan kontrak pemain," katanya.
Nus berharap masalah ini segera ada jalan keluar. Pengurus Deltras harus mencari solusi untuk memenuhi keinginan para pemain. Sebab, aksi mogok latihan yang dilakukan para penggawa The Lobster - julukan Deltras - bisa merembet ke pertandingan.
"Saya tidak mau berspekulasi. Tapi, kami khawatir aksi mogok ini bisa berlanjut ke pertandingan. Kalau sampai ini terjadi, sudah pasti peluang untuk degradasi semakin besar," kata mantan arsitek Mitra Kutai Kartanegara itu.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar