Belanda Juara Euro U-17 2011

Bookmark and Share
Luar biasa! Jong Oranje berhasil menjadi juara Eropa U-17 setelah mengalahkan Jerman 5-2 dalam pertandingan final yang berlangsung di Novi Sad.
Belanda memang impresif sepanjang kompetisi berlangsung. Mereka tidak kebobolan dalam putaran final, dan baru kemasukan dua gol pada partai puncak. Sekumpulan remaja asuhan Albert Stuivenberg ini menjadi bintang selama Serbia.

Pertandingan final memang berjalan seru. Jerman sempat dua kali unggul sebelum dikunci pada angka 2. Setelah kedudukan imbang 2-2, Belanda melaju tak tertahankan dengan menambah 3 gol.  Sukses ini adalah sejarah bagi Belanda karena merupakan gelar yang pertama. Untuk prestasi individu, Belanda juga mewakilkan Anass Achahbar sebagai pengumpul “assist” (umpan menjadi gol) terbanyak (4 assist) dan Tonny Trindade de Vilhena sebagai “top scorrer” bersama Samed Yesil (Jerman) dan Hallam Hope (Inggris) dengan 3 gol.

Rekaman Pertandingan BELANDA v JERMAN
Tempat: Karadjordje, Novi Sad, Serbia
Waktu: 15 Mei 2011
Wasit: Kristo Tohver (Estonia)
Skor: Belanda 5 Jerman 2
Pencetak gol:
- Belanda: Tonny Trindade de Vilhena 23, 24; Memphis Depay 43; Terence Kongolo 52; Kyle Ebecilio 77
- Jerman: Samed Yesil 8; Okan Aydin 32
Susunan tim:
BELANDA Boy de Jong, Daan Disveld, Terence Kongolo, Karim Rekik, Jetro Willems, Kyle Ebecilio, Yassine Ayoub, Anass Achahbar, Tonny Trindade de Vilhena, Memphis Depay/Danzel Gravenberch, Nick de Bondt/Nathan Ake.
JERMAN Odisseas Vlachodimos, Mitchell Weiser, Cimo Roecker/Jeremy Toljan, Koray Guenter, Nico Perrey/Patrick Weilhrauch, Robin Yalcin, Emre Can, Samed Yesil, Okan Aydin, Sven Mende/Erich Belko, Fabian Schnellhardt.

Siapa Albert Stuivenberg?
Orang di balik sukses Tim Oranye siapa lagi kalau bukan Albert Stuivenberg, sang pelatih. Sebagai pemain sepakbola, ia boleh saja kalah pamor dari Steffen Freund (juara Euro 1996). Namun, sebagai pelatih ia lebih sukses. Pria kelahiran 5 Agustus 1970 ini sebenarnya memiliki bakat yang luar biasa sebagai pemain. Akan tetapi nasib buruk menimpanya. Stuivenberg mengalami cidera lutut (salah satu cidera paling ditakuti oleh pesepakbola; yang memaksa Ruud Gullit gantung sepatu).

Stuivenberg adalah produk akademi sepakbola Feijenoord Rotterdam. Pada usia 17 tahun ia mengalami cider sobek pada ligamennya sehingga karirnya tidak berlanjut. Setelah kejadian itu, Stuivenberg memutuskan untuk mundur sebagai pemain sepakbola, namun tetap menekuni peran lain, yakni sebagai pelatih. Hasil kerja keras Stuivenberg selama beberapa tahun berbuah manis. Ia menyelesaikan pendidikan kepelatihan CIOS dan meraih gelar Master kepelatihan.

Stuivenberg menjadi asisten pelatih pada sebuah klub yang bermarkas di kota Brussels, Belgia. Setelah itu ia dipanggil pulang oleh Feijenoord untuk ikut serta di dalam pengembangan bakat pesepakbola muda di Belanda.

Related Post:

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

 
hostgator coupon